05/10/10

Maengket Dalam Bahasa Tombulu

Ejaan Bahasa Tombulu

Dalam kamus Bahasa Indonesia ejaan berarti kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Berikut diuraikan kaidah-kaidah tentang ejaan:

Mengenal Huruf

Menurut arti leksikal (kamus) bahwa huruf adalah aksara gambar bunyi bahasa. Dalam bahasa Tombulu terdapat beberapa huruf istimewa. Huruf-huruf itu adalah:

- Huruf g

Mengucapkan huruf g dalam Bahasa Tombulu diucapakan seperti gabungan antara g dan h (gh) yaitu dengan menarik ujung/daun lidah agak kebelakang dan memompakan udara keluar rongga mulut. Untuk bunyi itu kita tetap menuliskannya dengan huruf g. Contoh:

Ditulis Diucapkan
Gau Ghau
Genang Ghenang
Gorou Ghorou
Gogo Ghogho
Zegzeg Zeghzegh
Roga Rogha

- Huruf L

Mengucapkan huruf L dalam Bahasa Tombulu diucapkan seolah-olah L tebal LL (artikulasi alveo-palatal). Bunyi L ini diucapkan dengan ujung lidah sedikit dilipat dan melekat dilangit-langit lalu memompakan udara keluar rongga mulut. Namun bunyi ini tetap saja ditulis L. Contoh:

Ditulis Diucapkan
Li'lo' Llo'llo'
Liklik Llikllik
Lambo' Llambo'
Lalez Llallez
Lempaz Llempas
Lalan Llallan

- Huruf e

Dalam Bahasa Tombulu huruf - (taling) dan e (pepet) perlu dibedakan karena banyak kata-kata yang tulisannya sama namun artinya berbeda. Penulisan huruf dalam Bahasa Tombulu ditandai dengan tanda aksen diatas huruf e (-).

Perhatikan perbedaan e pepet dan - taling pada kata-kata di bawah ini:

Tombulu Indonesia
Seksek tumbuh lamban; usut
s-ks-k baji
Tewel tajam
t-w-l terbang
Pekpek suara yang tiba-tiba mati
p-kp-k tidak merdu
Welwel lekat
w-w-l pukul dengan kayu
Tengteng berputar cepat
t-ngt-ng bunyi lonceng
Tektek patak
t-t-k ukuran luas
Ketket karat
k-tk-t hasut
Teuteu patah semangat
t-t-u iri hati

- Huruf z

Ucapan z dalam Bahasa Tombulu tidak sama dengan ucapan z dalam Bahasa Indonesia. Bunyi z ini diucapkan seperti gabungan antara r dan z, dimana letak lidah ditarik sedikit ke belakang (retroflexed alveo-palatal).

Untuk mengucapkan bunyi ini, beberapa daerah lebih cenderung mengucapkan kearah bunyi r. Masing-masing daerah dapat membaca sesuai dengan dialek setempat. Contoh:

Penutur Tombulu bagian tengah/arat zano rano
Penutur Tombulu bagian timur Te'iz te'ir

- Glotal atau Hamzah

Dalam Bahasa Tombulu bunyi glottal atau hamzah dilambangkan dengan tanda apostrof ('). Dalam Bahasa Indonesia bunyi glottal terjadi pada setiap kota yang berakhir dengan huruf k. Contoh:

  • Tidak akan berbunyi tida'
  • Serempak akan berbunyi serempa'

Berbeda dengan Bahasa Tombulu seperti yang dapat kita lihat pada contoh berikut:

  • Wunak tetap akan berbunyi wunak bukan wuna'
  • Tembak tetap akan berbunyi tembak bukan temba'

Oleh sebab itu dalam Bahasa Tombulu bunyi glotta sangat diperlukan untuk membuktikan perbedaan bunyi k dan glottal ('). Perhatikan perbedaan bunyi glottal berikut.

Tombulu Indonesia
Wa'wa coba
wakwak anggur, sembah
So'so alir
soksok makan seperti hewan
Wu'wu khusus
wukwuk dimakan rayap
Po'po kelapa
pokpok hantu
Se'se rampat tempat
seksek baji
Wo'wo gondok
wokwok lubang
La'la' kerja setengah hati
laklak hangus oleh api
Ta'ta' panggil anjing
taktak patong

Dalam tulisan ini perlu juga dikemukakan tentang kebiasaan berucap (dialek) dari penutur Bahasa Tombulu Tomohon kota termasuk Kelurahan Pangolombian, Rurukan, Kumelembuai dan desa Suluan yang mengucapkan sebagian besar huruf h dengan glottal berbeda dengan penutur Bahasa Tombulu luar Kota Tomohon. Berikut beberapa contoh:

Tomohon luar kota Indonesia Tomohon kota
Mahsawa-sawangan
Saling membantu Ma'sawa-sawangan
Ni sera e kahkano Mereka sedang makan Ni sera e ma'kano
Ni kai e sumuhu' se sakei Kami akan menjamu tamu Ni kai e sumu' se sakei
An tinenem e niahwengan Tanaman diberi tanda larangan An tinanem e nia'wengan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Novryxc - Pemuda Petra Kinilow | Cacatan IT